Halaman
47
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
B.
Bersikap Kritis dan Bertanggung Jawab
Terhadap Pengaruh Media Massa
Media komunikasi dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Sebagai dampaknya, informasi yang masuk ke dalam kehidupan sehari-hari tidak
terbendung. Persoalannya, informasi itu ada yang bersifat membangun, tetapi
ada juga yang bersifat merugikan. Pada umumnya remaja bersifat polos dalam
mengadopsi kehadiran media. Mereka menelan begitu saja apa yang disediakan
dan tidak mencernanya. Sehubungan dengan itu remaja perlu mendapatkan
bimbingan supaya mereka bisa bersikap kritis dalam memilih media dan mampu
mengolahnya menjadi nutrisi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kita dituntut untuk bersikap kritis atas segala tawaran dan informasi yang
kita peroleh. Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah-mentah tentang
media, melainkan kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungja-
wabkan apa yang kita pilih dan kita percaya. Dengan demikian, kita akan dapat
menempatkan media massa pada tempat yang semestinya bagi perkembangan diri
kita. Melalui pelajaran ini kalian akan diajak untuk mengembangkan kedewasaan
berpikir, mampu mempertimbangkan baik-buruk sesuatu hal, selektif dan mampu
membuat skala prioritas dalam menentukan pilihan hidup.
Doa Pembuka
Doa Tanggung Jawab (PS 145)
Ya Allah, puji dan syukur kami haturkan hanya kepadaMu
Begitu banyak pilihan dalam hidup ini
Ada yang dapat menjauhkan kami dari pada-Mu,
Tetapi ada juga pilihan yang membuat kami semakin dekat kepada-Mu.
Ya Allah, ajarlah kami untuk setia hanya kepada-Mu,
Mampukanlah kami belajar bagaimana engkau setia pada pilihan kasih
Sehingga begitu banyak orang yang terangkat kemanusiaannya.
Buatlah kami semakin tangguh dalam menyikapi tawaran
Buatlah kami semakin dewasa dengan tantangan itu
Buatlah kami semakin bertanggung-jawab terhadap tugas kami.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin
48
Kelas X SMA/SMK
1.
Mengamati Perkembangan Media dan Pengaruhnya pada
Kehidupan
Coba perhatikan gambar-gambar di bawah ini, berilah komentar kalian
berkaitan dengan pengaruh media dalam kehidupan
merdeka.com
health,lioutan6.com
sumutpos.com
megapolitan.kompas,com
Simaklah pula artikel berikut!
Remaja korban media, betulkah?
Media mempunyai peranan besar dalam kehidupan masyarakat termasuk
juga remaja. karena tidak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai masyarakat
membutuhkan informasi dan komunikasi. Dengan hadirnya media sebagai
alat untuk menyampaikan berbagai gagasan, ide, dan penilaian terhadap
sesuatu, tentang apa yang kita rasakan, kita bisa berbagi pengalaman, ilmu,
dan lain sebagainya. Media juga menumbuhkan rasa saling mengerti, saling
berbagi, rasa kasih sayang antara sesama manusia. Dengan adanya media
sebagai alat semua itu menjadi mudah dilakukan. Di jaman teknologi saat
ini media bisa hadir dalam berbagai bentuk yang bisa diakses dengan mudah
dan menghadirkan informasi yang lebih banyak dan beragam. oleh sebab itu
media menjadi sesuatu yang pokok yang tidak bisa dihindari, di sisi lain walau
peranan media begitu dominan dan komplit namun juga membawa dampak
yang sangat signifikan. Bagaikan dua sisi mata uang berbeda, media massa
mempunyai dampak positif dan negatif, yang bisa menguntungkan sekaligus
menjatuhkan masyarakat sebagai objek dari media tersebut, baik dalam
49
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
perilaku, moral dan intelektual. Media dapat mengubah pola pikir masyarakat,
menentukan perasaan dan perilaku masyarakat melalui citra yang ditampilkan.
Hal ini bisa berdampak baik dan bisa sebaliknya.
Bagi para remaja, yang masih dalam masa proses pencarian jati diri, di
mana pada fase ini tingkat perubahan mental, perilaku dan intelektualnya
tumbuh secara cepat, pengaruh media ini sangat terasa. Baik ketika menonton
tv, membaca majalah atau tabloid, maupun ketika mendengar radio. Hal ini
dapat kita lihat dari perubahan pola pikir, perilaku dan mentalnya. Sebagai
contoh, banyak remaja putri rela menghabiskan uangnya untuk membeli
produk kecantikan yang diiklankan di tv dan media cetak lainnya demi tampil
menawan seperti gadis dalam sampul produk tersebut. Begitu pula remaja putra
merasa gagah dan maco jika merokok, seperti ditampilkan dalam iklan rokok
yang memberikan citra lelaki sejati, sehingga timbul anggapan “kalau laki-laki
ya merokok”, padahal kalau diperhatikan tidak satupun bintang iklan tersebut
yang nampak sedang mengisap rokok yang diiklankannya. Dan banyak lagi
contoh perilaku-perilaku yang merupakan korban dari citra yang ditimbulkan
oleh media massa tersebut. Pada fase ini juga, para remaja memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi, ingin merasakan sesuatu yang baru, dan ingin menjadi seperti
apa yang dilihatnya, karena memang pada masa ini remaja belum mempunyai
konsep diri yang matang. Contohnya: ketika menonton tv dan membaca
majalah atau tabloid yang menampilkan citra remaja dengan gaya hidup
hedonis, modern, dan instan, para remaja cenderung ingin meniru. Tidak
heran jika saat ini banyak remaja SMA/SMP atau yang setingkat dengan itu,
gonta ganti produk elektronik yang dimilikinya, mulai dari hp, laptop, i-pad,
dan banyak yang lainnya. Ketika ditanya, motivasi mereka tentang perilaku
tersebut, kebanyakan tak lain adalah penampilan semata bukan kebutuhan.
Begitu juga dengan gaya berpakaian, model rambut, dan gaya bicara yang
meniru gaya bintang-bintang di televisi, terutama bintang-bintang berwajah
oriental yang berasal dari Korea Selatan, yang kebetulan sangat digemari oleh
kalangan remaja saat ini. Salah satu sebab dari perilaku-perilaku menyimpang
tersebut adalah akibat dari penggunaan media yang tidak terkontrol.
Beberapa media seperti tv, radio, majalah, film, dan banyak lainnya tidak
begitu menghiraukan kualitas program yang akan ditampilkan. Program yang
hadir saat ini jarang yang memberikan inspirasi dan pendidikan bagi para
penontonnya khususnya remaja. Seperti acara infotainment, yang menampilkan
kehidupan artis dengan sekelumit problem rumah tangga atau karier mereka
yang lagi jatuh bangun, kemudian acara reality show tentang remaja yang
sedang jatuh cinta kemudian bingung bagaimana mengungkapkannya, juga
50
Kelas X SMA/SMK
film-film yang bertemakan horor atau beragam acara lawakan. Media cetak
pun tak jauh berbeda. Majalah remaja dipenuhi dengan ramalan-ramalan
dan cerita-cerita cinta kemudian informasi-informasi praktis seperti “cara
diet dengan cepat” atau “agar kulit putih dalam tujuh hari” dan banyak lagi
yang lainnya. Hal ini dapat mengubah pola pikir remaja menjadi instan, di
mana mereka tidak tahan menjalankan suatu proses. Memang, tidak semua
media menampilkan hal demikian, ada beberapa media yang masih berusaha
menampilkan hal-hal yang positif, edukatif, dan inspiratif. tapi jumlahnya tidak
banyak dan itupun tidak dikhususkan untuk remaja.
Menurut beberapa ahli yang mengamati dan mengkaji dampak media
massa, menyatakan bahwa peran orang tua sebagai orang terdekat di harapkan
aktif mendampingi remaja dalam menggunakan jasa media. baik elektronik
maupun cetak. Kemudian orang tua perlu melakukan dialog edukatif, dan kreatif
dengan remajanya, tentang tayangan atau bacaan yang mereka konsumsi.
sehingga mereka tetap dapat mengambil nilai-nilai positif dari media tersebut,
dan dampak negatif media bisa diminimalisir. Selain itu kontribusi dari semua
pihak sangat dibutuhkan, baik pihak sekolah, masyarakat dan instansi-instansi
terkait, termasuk pihak media itu sendiri. yaitu dengan melakukan filterisasi
yang ketat terhadap program atau bahan bacaan yang akan dipublikasikan.
Pihak pemerintah hendaknya juga memperketat penyaringan kepada program
media yang akan ditampilkan dengan mempertimbangkan segala aspek,
sehingga dengan perhatian yang intensif, dengan melibatkan segala komponen
terkait bisa membantu tumbuhnya nilai-nilai moral dan akhlak yang melahirkan
generasi bangsa yang cerdas secara intelektual dan spritual sejak dini.
http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/03/ramaja-korban-media-benarkah-484001.html
Buatlah kelompok pro dan kontra, kemudian berikan argumen yang
meyakinkan dengan data yang valid kepada kelompok lawan
Setelah selesai debat, masuklah kembali dalam kelompok untuk
membahas:
•
Dampak positif dan negatif dari media cetak maupun media elektronik
•
Contoh penggunaan media massa yang bijaksana dan yang tidak
bijaksana di kalangan remaja seusiamu
Tugas Kelompok
51
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
2.
Pandangan Gereja Berdasarkan Dekrit Konsili Vatikan II
tentang Komunikasi Sosial (Intermerifica, Art. 9 & 10)
Bacalah artikel berikut ini:
Artikel 9
Kewajiban-kewajiban para pemakai media komunikasi sosial
Kewajiban-kewajiban khusus mengikat semua penerima, yakni para
pembaca, pemirsa dan pendengar, yang atas pilihan pribadi dan bebas
menampung informasi-informasi yang disiarkan oleh media itu. Sebab
cara memilih yang tepat meminta supaya mereka mendukung sepenuhnya
segala sesuatu yang menampilkan nilai keutamaan, ilmu-pengetahuan dan
teknologi. Sebaliknya hendaklah mereka menghindari apa saja, yang bagi
diri mereka sendiri menyebabkan atau memungkinkan timbulnya kerugian
rohani, atau yang dapat membahayakan sesama karena contoh yang buruk,
atau menghalang-halangi tersebarnya informasi yang baik dan mendukung
tersiarnya informasi yang buruk. Hal itu kebanyakan terjadi dengan
membayar iuran kepada para penyelenggara, yang memanfaatkan media itu
karena alasan-alasan ekonomi semata-mata.
Maka supaya para penerima itu mematuhi hukum moral, hendaknya
mereka jangan melalaikan kewajiban, untuk pada waktunya mencari informasi
tentang penilaian-penilaian yang mengenai semuanya itu diberikan oleh
instansi-instansi yang berwenang, dan untuk mengikutinya sebagai pedoman
menurut suara hati yang cermat. Untuk lebih mudah melawan dampak-
dampak yang merugikan, dan mengikuti sepenuhnya pengaruh-pengaruh
yang baik, hendaknya mereka berusaha mengarahkan dan membina suara
hati mereka dengan upaya-upaya yang cocok.
Rumuskan pesan artikel di atas dengan cara menjawab beberapa
pertanyaan berikut:
•
Sebagai penerima informasi kita mempunyai kebebasan memilih
informasi? Kriteria apa yang sebaiknya digunakan dalam memilih
informasi?
•
Kita diajak menghindari informasi yang menimbulkan kerugian
rohani, membahayakan sesama dengan contoh buruk, menghalang-
halangi tersebarnya informasi yang baik dan mendukung tersiarnya
informasi yang buruk. Berilah contohnya!
•
Apa yang dimaksud bahwa kita perlu menerima informasi dengan
mempertimbangkan hukum moral dan menuruti pedoman suara hati?
Tugas
52
Kelas X SMA/SMK
Bacalah artikel selanjutnya
Artikel 10
Kewajiban-kewajiban kaum muda dan para orang tua
Hendaknya para penerima, terutama di kalangan kaum muda berusaha,
supaya dalam memakai upaya-upaya komunikasi sosial mereka belajar
mengendalikan diri dan menjaga ketertiban. Kecuali itu hendaklah mereka
berusaha memahami secara lebih mendalam apa yang mereka lihat, dengar
dan baca. Hendaklah itu mereka percakapkan dengan para pendidik dan para
ahli, dan dengan demikian mereka belajar memberi penilaian yang saksama.
Sedangkan para orangtua hendaknya menyadari sebagai kewajiban mereka:
menjaga dengan sungguh sungguh, supaya tayangan-tayangan, terbitan-
terbitan tercetak dan lain sebagainya, yang bertentangan dengan iman serta
tata susila, jangan sampai memasuki ambang pintu rumah tangga, dan jangan
sampai anak-anak menjumpainya di luar lingkup keluarga.
Rumuskan pesan artikel di atas dengan cara menjawab beberapa
pertanyaan berikut:
•
Apa kewajiban kaum muda dalam menyikapi dan menggunakan
berbagai kemajuan media sosial maupun media elektronik?
•
Apa kewajiban orang tua dalam menyikapi dan menggunakan berbagai
kemajuan media sosial maupun media elektronik?
Tugas
Simak pula artikel berikut ini !
Berani Ambil Sikap!
“Anda harus berani mengambil sikap! Jadikanlah media sebagai alat
bukan tuan! Demikian penegasan ketua Komisi Sosial Konferensi Wali Gereja
Indonesia (Komsos KWI) Mgr. Hilarion Datus Lega Pr. “Media bukan segala-
galanya yang harus melampaui hati nurani, akal budi sehat dan kebutuhan
konkret manusia yang menggunakannya. ‘
Sikap tegas ini harus diambil oleh siapa saja, termasuk kaum muda atau
bahkan orang tua yang mau mendidik anak-anaknya dalam menghadapi banjir
media. Tidak dapat dipungkiri kalau setiap saat informasi dari berbagai media,
baik yang harum semerbak laksana melati, maupun yang berbau menusuk
seperti sampah busuk, memasuki setiap rumah tangga, melalui segala macam
53
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
media, dari cetak, audio visual, sampai multi media. Namun, sampah busuk
itu memang tidak terpisahkan dari mawar melati tadi, karena memang pada
dasarnya media seperti dua sisi mata uang. “Implikasi negatif dari media tidak
dapat kita hindari. Mau atau tidak, suka atau tidak media membawa serta
kaitan-kaitan seperti itu.
Ia memberi contoh tayangan-tayangan di televisi yang menunjukkan
kekerasan. Banyak orang menuding bahwa tawuran anak sekolah dan
kebrutalan lainnya merupakan akibat dari tayangan seperti itu.
Mgr. Datus mengajak semua pihak untuk tidak bersikap panik menghadapi
banjir media. Yang penting adalah anak-anak harus dilatih untuk bersikap
kritis dan orang tua juga harus menyediakan waktu untuk anak-anaknya.
Sylvia Marsidi: Majalah Hidup No. 21 Tahun ke-60/ 21 Mei 2006
Jawablah beberapa pertanyaan berikut:
•
Apa yang kalian pahami dari pernyataan
“Jadikanlah media sebagai
alat bukan tuan! Media bukan segala-galanya yang harus melampaui
hati nurani, akal budi sehat dan kebutuhan konkret manusia yang
menggunakannya.”
•
Mgr. Hilarion Datus Lega Pr. menekankan perlunya bersikap kritis
terhadap media. Dengan cara bagaimana sikap itu diwujudkan ?
Setelah selesai menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Rangkumlah
semua gagasan yang kalian peroleh itu dalam sebuah motto, misalnya: “
No
Signal, Life Goes On!
”
Tugas
3.
Menghayati Penggunaan Media Secara Bijaksana
Bacalah uraian berikut dalam suasana hening
Seorang pakar komunikasi pernah berkata: “Apa yang kita ungkapkan dalam
media, sesungguhnya menggambarkan siapa kita: sikap kita, idealisme kita, dan
tanggapan kita atas kenyataan dan problematik yang ada di sekitar kita, termasuk
kedalaman hidup rohani kita”.
Pernyataan ini hendak mengingatkan kita, supaya kita berhati-hati dan
bersikap kritis terhadap media.
Beberapa remaja senang sekali menulis di facebook, bahkan ada yang dalam
sehari menuliskan banyak hal. Tahukah kalian apa yang dituliskan?
54
Kelas X SMA/SMK
“Saya sudah ngantuk, mau bobo ah....”. “Pulang sekolah hujan deras, enaknya
ngapain yach...”. “Makan dulu ach...”, “Di rumah sendirian, bete rasanya...”, dan
yang lainnya....
Lalu apa untungnya menulis seperti itu, baik bagi diri sendiri maupun orang
lain?
Sudah saatnya kita menggunakan media sebagai sarana membawakan kabar
gembira bagi siapapun yang akan melihat atau membacanya.
Mungkin akan lebih baik bila menuliskan hal-hal yang dapat membantu
orang berpikir dan berefleksi, misalnya: “hari ini ibuku ultah. Tuhan terima kasih
atas pemeliharaan-Mu, dan berkatilah kami anak-anaknya agar selalu setia
mendampingi ibu di masa tuanya..”
Kata-kata yang indah bukan?
Mungkin ada teman-temanmu yang membaca lalu merasa ditegur atau
merasa diingatkan: “Oya..aq koq sering melupakan Ultah Ibuku.... aq koq jarang
mendoakan ibu....”
Bagaimana dengan pengalamanmu?
Untuk dipahami
•
Media
berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium secara
harafiah berarti perantara atau pengantar dalam hal ini untuk menyalurkan
pesan atau informasi.
•
Kita sekarang sedang mengalami revolusi informasi. Karena berbagai
kemajuan teknologi media, kita dibanjiri oleh arus informasi yang melimpah
ruah dan tidak henti, hampir tanpa saringan. Informasi-informasi itu dapat
berupa informasi yang baik dan membangun, tetapi juga dapat berupa
informasi yang buruk dan merusak.
•
Kita harus memiliki sikap kritis terhadap semua informasi yang kita terima.
Sikap kritis berarti dapat memilah-milah mana yang benar dan mana yang
salah; mana yang baik dan mana yang buruk; mana yang positif dan mana
yang negatif. Jadi, kita harus bersikap kritis terhadap pengaruh positif dan
negatif dari media yang menyuguhkan berbagai informasi.
•
Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah-mentah tentang media, me-
lainkan kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungjawabkan
apa yang kita pilih dan kita percaya. Sikap kritis mengandalikan kedewasaan
55
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
berpikir, mampu mempertimbangkan baik-buruk sesuatu hal, selektif dan
mampu membuat skala prioritas dalam menentukan pilihan-pilihan hidup.
Dengan demikian, kita akan dapat menempatkan media massa pada tempat
yang semestinya bagi perkembangan diri kita.
Doa Penutup
.
Hormatilah Tuhan dan Taatilah Dia
1
Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung
batu keselamatan kita.
2
Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-
sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
3
Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi
segala allah.
4
Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak
gunung-gunung pun kepunyaan-Nya.
5
Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-
Nyalah yang membentuknya.
6
Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN
yang menjadikan kita.
7
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan
domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar
suara-Nya!
8
Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di masa di
padang gurun,
9
pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal
mereka melihat perbuatan-Ku.
10
Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku:
“Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-
K u .”
11
Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: “Mereka takkan masuk ke
tempat perhentian-Ku.”
Kemuliaan kepada Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala masa. Amin