Gambar Sampul Agama Katolik · Bersikap Kritis dan Bertanggung
Agama Katolik · Bersikap Kritis dan Bertanggung
Maman Sutarman

22/08/2021 07:50:37

SMA 10 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

47

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

B.

Bersikap Kritis dan Bertanggung Jawab

Terhadap Pengaruh Media Massa

Media komunikasi dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Sebagai dampaknya, informasi yang masuk ke dalam kehidupan sehari-hari tidak

terbendung. Persoalannya, informasi itu ada yang bersifat membangun, tetapi

ada juga yang bersifat merugikan. Pada umumnya remaja bersifat polos dalam

mengadopsi kehadiran media. Mereka menelan begitu saja apa yang disediakan

dan tidak mencernanya. Sehubungan dengan itu remaja perlu mendapatkan

bimbingan supaya mereka bisa bersikap kritis dalam memilih media dan mampu

mengolahnya menjadi nutrisi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Kita dituntut untuk bersikap kritis atas segala tawaran dan informasi yang

kita peroleh. Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah-mentah tentang

media, melainkan kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungja-

wabkan apa yang kita pilih dan kita percaya. Dengan demikian, kita akan dapat

menempatkan media massa pada tempat yang semestinya bagi perkembangan diri

kita. Melalui pelajaran ini kalian akan diajak untuk mengembangkan kedewasaan

berpikir, mampu mempertimbangkan baik-buruk sesuatu hal, selektif dan mampu

membuat skala prioritas dalam menentukan pilihan hidup.

Doa Pembuka

Doa Tanggung Jawab (PS 145)

Ya Allah, puji dan syukur kami haturkan hanya kepadaMu

Begitu banyak pilihan dalam hidup ini

Ada yang dapat menjauhkan kami dari pada-Mu,

Tetapi ada juga pilihan yang membuat kami semakin dekat kepada-Mu.

Ya Allah, ajarlah kami untuk setia hanya kepada-Mu,

Mampukanlah kami belajar bagaimana engkau setia pada pilihan kasih

Sehingga begitu banyak orang yang terangkat kemanusiaannya.

Buatlah kami semakin tangguh dalam menyikapi tawaran

Buatlah kami semakin dewasa dengan tantangan itu

Buatlah kami semakin bertanggung-jawab terhadap tugas kami.

Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin

48

Kelas X SMA/SMK

1.

Mengamati Perkembangan Media dan Pengaruhnya pada

Kehidupan

Coba perhatikan gambar-gambar di bawah ini, berilah komentar kalian

berkaitan dengan pengaruh media dalam kehidupan

merdeka.com

health,lioutan6.com

sumutpos.com

megapolitan.kompas,com

Simaklah pula artikel berikut!

Remaja korban media, betulkah?

Media mempunyai peranan besar dalam kehidupan masyarakat termasuk

juga remaja. karena tidak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai masyarakat

membutuhkan informasi dan komunikasi. Dengan hadirnya media sebagai

alat untuk menyampaikan berbagai gagasan, ide, dan penilaian terhadap

sesuatu, tentang apa yang kita rasakan, kita bisa berbagi pengalaman, ilmu,

dan lain sebagainya. Media juga menumbuhkan rasa saling mengerti, saling

berbagi, rasa kasih sayang antara sesama manusia. Dengan adanya media

sebagai alat semua itu menjadi mudah dilakukan. Di jaman teknologi saat

ini media bisa hadir dalam berbagai bentuk yang bisa diakses dengan mudah

dan menghadirkan informasi yang lebih banyak dan beragam. oleh sebab itu

media menjadi sesuatu yang pokok yang tidak bisa dihindari, di sisi lain walau

peranan media begitu dominan dan komplit namun juga membawa dampak

yang sangat signifikan. Bagaikan dua sisi mata uang berbeda, media massa

mempunyai dampak positif dan negatif, yang bisa menguntungkan sekaligus

menjatuhkan masyarakat sebagai objek dari media tersebut, baik dalam

49

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

perilaku, moral dan intelektual. Media dapat mengubah pola pikir masyarakat,

menentukan perasaan dan perilaku masyarakat melalui citra yang ditampilkan.

Hal ini bisa berdampak baik dan bisa sebaliknya.

Bagi para remaja, yang masih dalam masa proses pencarian jati diri, di

mana pada fase ini tingkat perubahan mental, perilaku dan intelektualnya

tumbuh secara cepat, pengaruh media ini sangat terasa. Baik ketika menonton

tv, membaca majalah atau tabloid, maupun ketika mendengar radio. Hal ini

dapat kita lihat dari perubahan pola pikir, perilaku dan mentalnya. Sebagai

contoh, banyak remaja putri rela menghabiskan uangnya untuk membeli

produk kecantikan yang diiklankan di tv dan media cetak lainnya demi tampil

menawan seperti gadis dalam sampul produk tersebut. Begitu pula remaja putra

merasa gagah dan maco jika merokok, seperti ditampilkan dalam iklan rokok

yang memberikan citra lelaki sejati, sehingga timbul anggapan “kalau laki-laki

ya merokok”, padahal kalau diperhatikan tidak satupun bintang iklan tersebut

yang nampak sedang mengisap rokok yang diiklankannya. Dan banyak lagi

contoh perilaku-perilaku yang merupakan korban dari citra yang ditimbulkan

oleh media massa tersebut. Pada fase ini juga, para remaja memiliki rasa ingin

tahu yang tinggi, ingin merasakan sesuatu yang baru, dan ingin menjadi seperti

apa yang dilihatnya, karena memang pada masa ini remaja belum mempunyai

konsep diri yang matang. Contohnya: ketika menonton tv dan membaca

majalah atau tabloid yang menampilkan citra remaja dengan gaya hidup

hedonis, modern, dan instan, para remaja cenderung ingin meniru. Tidak

heran jika saat ini banyak remaja SMA/SMP atau yang setingkat dengan itu,

gonta ganti produk elektronik yang dimilikinya, mulai dari hp, laptop, i-pad,

dan banyak yang lainnya. Ketika ditanya, motivasi mereka tentang perilaku

tersebut, kebanyakan tak lain adalah penampilan semata bukan kebutuhan.

Begitu juga dengan gaya berpakaian, model rambut, dan gaya bicara yang

meniru gaya bintang-bintang di televisi, terutama bintang-bintang berwajah

oriental yang berasal dari Korea Selatan, yang kebetulan sangat digemari oleh

kalangan remaja saat ini. Salah satu sebab dari perilaku-perilaku menyimpang

tersebut adalah akibat dari penggunaan media yang tidak terkontrol.

Beberapa media seperti tv, radio, majalah, film, dan banyak lainnya tidak

begitu menghiraukan kualitas program yang akan ditampilkan. Program yang

hadir saat ini jarang yang memberikan inspirasi dan pendidikan bagi para

penontonnya khususnya remaja. Seperti acara infotainment, yang menampilkan

kehidupan artis dengan sekelumit problem rumah tangga atau karier mereka

yang lagi jatuh bangun, kemudian acara reality show tentang remaja yang

sedang jatuh cinta kemudian bingung bagaimana mengungkapkannya, juga

50

Kelas X SMA/SMK

film-film yang bertemakan horor atau beragam acara lawakan. Media cetak

pun tak jauh berbeda. Majalah remaja dipenuhi dengan ramalan-ramalan

dan cerita-cerita cinta kemudian informasi-informasi praktis seperti “cara

diet dengan cepat” atau “agar kulit putih dalam tujuh hari” dan banyak lagi

yang lainnya. Hal ini dapat mengubah pola pikir remaja menjadi instan, di

mana mereka tidak tahan menjalankan suatu proses. Memang, tidak semua

media menampilkan hal demikian, ada beberapa media yang masih berusaha

menampilkan hal-hal yang positif, edukatif, dan inspiratif. tapi jumlahnya tidak

banyak dan itupun tidak dikhususkan untuk remaja.

Menurut beberapa ahli yang mengamati dan mengkaji dampak media

massa, menyatakan bahwa peran orang tua sebagai orang terdekat di harapkan

aktif mendampingi remaja dalam menggunakan jasa media. baik elektronik

maupun cetak. Kemudian orang tua perlu melakukan dialog edukatif, dan kreatif

dengan remajanya, tentang tayangan atau bacaan yang mereka konsumsi.

sehingga mereka tetap dapat mengambil nilai-nilai positif dari media tersebut,

dan dampak negatif media bisa diminimalisir. Selain itu kontribusi dari semua

pihak sangat dibutuhkan, baik pihak sekolah, masyarakat dan instansi-instansi

terkait, termasuk pihak media itu sendiri. yaitu dengan melakukan filterisasi

yang ketat terhadap program atau bahan bacaan yang akan dipublikasikan.

Pihak pemerintah hendaknya juga memperketat penyaringan kepada program

media yang akan ditampilkan dengan mempertimbangkan segala aspek,

sehingga dengan perhatian yang intensif, dengan melibatkan segala komponen

terkait bisa membantu tumbuhnya nilai-nilai moral dan akhlak yang melahirkan

generasi bangsa yang cerdas secara intelektual dan spritual sejak dini.

http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/03/ramaja-korban-media-benarkah-484001.html

Buatlah kelompok pro dan kontra, kemudian berikan argumen yang

meyakinkan dengan data yang valid kepada kelompok lawan

Setelah selesai debat, masuklah kembali dalam kelompok untuk

membahas:

Dampak positif dan negatif dari media cetak maupun media elektronik

Contoh penggunaan media massa yang bijaksana dan yang tidak

bijaksana di kalangan remaja seusiamu

Tugas Kelompok

51

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

2.

Pandangan Gereja Berdasarkan Dekrit Konsili Vatikan II

tentang Komunikasi Sosial (Intermerifica, Art. 9 & 10)

Bacalah artikel berikut ini:

Artikel 9

Kewajiban-kewajiban para pemakai media komunikasi sosial

Kewajiban-kewajiban khusus mengikat semua penerima, yakni para

pembaca, pemirsa dan pendengar, yang atas pilihan pribadi dan bebas

menampung informasi-informasi yang disiarkan oleh media itu. Sebab

cara memilih yang tepat meminta supaya mereka mendukung sepenuhnya

segala sesuatu yang menampilkan nilai keutamaan, ilmu-pengetahuan dan

teknologi. Sebaliknya hendaklah mereka menghindari apa saja, yang bagi

diri mereka sendiri menyebabkan atau memungkinkan timbulnya kerugian

rohani, atau yang dapat membahayakan sesama karena contoh yang buruk,

atau menghalang-halangi tersebarnya informasi yang baik dan mendukung

tersiarnya informasi yang buruk. Hal itu kebanyakan terjadi dengan

membayar iuran kepada para penyelenggara, yang memanfaatkan media itu

karena alasan-alasan ekonomi semata-mata.

Maka supaya para penerima itu mematuhi hukum moral, hendaknya

mereka jangan melalaikan kewajiban, untuk pada waktunya mencari informasi

tentang penilaian-penilaian yang mengenai semuanya itu diberikan oleh

instansi-instansi yang berwenang, dan untuk mengikutinya sebagai pedoman

menurut suara hati yang cermat. Untuk lebih mudah melawan dampak-

dampak yang merugikan, dan mengikuti sepenuhnya pengaruh-pengaruh

yang baik, hendaknya mereka berusaha mengarahkan dan membina suara

hati mereka dengan upaya-upaya yang cocok.

Rumuskan pesan artikel di atas dengan cara menjawab beberapa

pertanyaan berikut:

Sebagai penerima informasi kita mempunyai kebebasan memilih

informasi? Kriteria apa yang sebaiknya digunakan dalam memilih

informasi?

Kita diajak menghindari informasi yang menimbulkan kerugian

rohani, membahayakan sesama dengan contoh buruk, menghalang-

halangi tersebarnya informasi yang baik dan mendukung tersiarnya

informasi yang buruk. Berilah contohnya!

Apa yang dimaksud bahwa kita perlu menerima informasi dengan

mempertimbangkan hukum moral dan menuruti pedoman suara hati?

Tugas

52

Kelas X SMA/SMK

Bacalah artikel selanjutnya

Artikel 10

Kewajiban-kewajiban kaum muda dan para orang tua

Hendaknya para penerima, terutama di kalangan kaum muda berusaha,

supaya dalam memakai upaya-upaya komunikasi sosial mereka belajar

mengendalikan diri dan menjaga ketertiban. Kecuali itu hendaklah mereka

berusaha memahami secara lebih mendalam apa yang mereka lihat, dengar

dan baca. Hendaklah itu mereka percakapkan dengan para pendidik dan para

ahli, dan dengan demikian mereka belajar memberi penilaian yang saksama.

Sedangkan para orangtua hendaknya menyadari sebagai kewajiban mereka:

menjaga dengan sungguh sungguh, supaya tayangan-tayangan, terbitan-

terbitan tercetak dan lain sebagainya, yang bertentangan dengan iman serta

tata susila, jangan sampai memasuki ambang pintu rumah tangga, dan jangan

sampai anak-anak menjumpainya di luar lingkup keluarga.

Rumuskan pesan artikel di atas dengan cara menjawab beberapa

pertanyaan berikut:

Apa kewajiban kaum muda dalam menyikapi dan menggunakan

berbagai kemajuan media sosial maupun media elektronik?

Apa kewajiban orang tua dalam menyikapi dan menggunakan berbagai

kemajuan media sosial maupun media elektronik?

Tugas

Simak pula artikel berikut ini !

Berani Ambil Sikap!

“Anda harus berani mengambil sikap! Jadikanlah media sebagai alat

bukan tuan! Demikian penegasan ketua Komisi Sosial Konferensi Wali Gereja

Indonesia (Komsos KWI) Mgr. Hilarion Datus Lega Pr. “Media bukan segala-

galanya yang harus melampaui hati nurani, akal budi sehat dan kebutuhan

konkret manusia yang menggunakannya. ‘

Sikap tegas ini harus diambil oleh siapa saja, termasuk kaum muda atau

bahkan orang tua yang mau mendidik anak-anaknya dalam menghadapi banjir

media. Tidak dapat dipungkiri kalau setiap saat informasi dari berbagai media,

baik yang harum semerbak laksana melati, maupun yang berbau menusuk

seperti sampah busuk, memasuki setiap rumah tangga, melalui segala macam

53

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

media, dari cetak, audio visual, sampai multi media. Namun, sampah busuk

itu memang tidak terpisahkan dari mawar melati tadi, karena memang pada

dasarnya media seperti dua sisi mata uang. “Implikasi negatif dari media tidak

dapat kita hindari. Mau atau tidak, suka atau tidak media membawa serta

kaitan-kaitan seperti itu.

Ia memberi contoh tayangan-tayangan di televisi yang menunjukkan

kekerasan. Banyak orang menuding bahwa tawuran anak sekolah dan

kebrutalan lainnya merupakan akibat dari tayangan seperti itu.

Mgr. Datus mengajak semua pihak untuk tidak bersikap panik menghadapi

banjir media. Yang penting adalah anak-anak harus dilatih untuk bersikap

kritis dan orang tua juga harus menyediakan waktu untuk anak-anaknya.

Sylvia Marsidi: Majalah Hidup No. 21 Tahun ke-60/ 21 Mei 2006

Jawablah beberapa pertanyaan berikut:

Apa yang kalian pahami dari pernyataan

“Jadikanlah media sebagai

alat bukan tuan! Media bukan segala-galanya yang harus melampaui

hati nurani, akal budi sehat dan kebutuhan konkret manusia yang

menggunakannya.”

Mgr. Hilarion Datus Lega Pr. menekankan perlunya bersikap kritis

terhadap media. Dengan cara bagaimana sikap itu diwujudkan ?

Setelah selesai menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Rangkumlah

semua gagasan yang kalian peroleh itu dalam sebuah motto, misalnya: “

No

Signal, Life Goes On!

Tugas

3.

Menghayati Penggunaan Media Secara Bijaksana

Bacalah uraian berikut dalam suasana hening

Seorang pakar komunikasi pernah berkata: “Apa yang kita ungkapkan dalam

media, sesungguhnya menggambarkan siapa kita: sikap kita, idealisme kita, dan

tanggapan kita atas kenyataan dan problematik yang ada di sekitar kita, termasuk

kedalaman hidup rohani kita”.

Pernyataan ini hendak mengingatkan kita, supaya kita berhati-hati dan

bersikap kritis terhadap media.

Beberapa remaja senang sekali menulis di facebook, bahkan ada yang dalam

sehari menuliskan banyak hal. Tahukah kalian apa yang dituliskan?

54

Kelas X SMA/SMK

“Saya sudah ngantuk, mau bobo ah....”. “Pulang sekolah hujan deras, enaknya

ngapain yach...”. “Makan dulu ach...”, “Di rumah sendirian, bete rasanya...”, dan

yang lainnya....

Lalu apa untungnya menulis seperti itu, baik bagi diri sendiri maupun orang

lain?

Sudah saatnya kita menggunakan media sebagai sarana membawakan kabar

gembira bagi siapapun yang akan melihat atau membacanya.

Mungkin akan lebih baik bila menuliskan hal-hal yang dapat membantu

orang berpikir dan berefleksi, misalnya: “hari ini ibuku ultah. Tuhan terima kasih

atas pemeliharaan-Mu, dan berkatilah kami anak-anaknya agar selalu setia

mendampingi ibu di masa tuanya..”

Kata-kata yang indah bukan?

Mungkin ada teman-temanmu yang membaca lalu merasa ditegur atau

merasa diingatkan: “Oya..aq koq sering melupakan Ultah Ibuku.... aq koq jarang

mendoakan ibu....”

Bagaimana dengan pengalamanmu?

Untuk dipahami

Media

berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium secara

harafiah berarti perantara atau pengantar dalam hal ini untuk menyalurkan

pesan atau informasi.

Kita sekarang sedang mengalami revolusi informasi. Karena berbagai

kemajuan teknologi media, kita dibanjiri oleh arus informasi yang melimpah

ruah dan tidak henti, hampir tanpa saringan. Informasi-informasi itu dapat

berupa informasi yang baik dan membangun, tetapi juga dapat berupa

informasi yang buruk dan merusak.

Kita harus memiliki sikap kritis terhadap semua informasi yang kita terima.

Sikap kritis berarti dapat memilah-milah mana yang benar dan mana yang

salah; mana yang baik dan mana yang buruk; mana yang positif dan mana

yang negatif. Jadi, kita harus bersikap kritis terhadap pengaruh positif dan

negatif dari media yang menyuguhkan berbagai informasi.

Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah-mentah tentang media, me-

lainkan kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungjawabkan

apa yang kita pilih dan kita percaya. Sikap kritis mengandalikan kedewasaan

55

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

berpikir, mampu mempertimbangkan baik-buruk sesuatu hal, selektif dan

mampu membuat skala prioritas dalam menentukan pilihan-pilihan hidup.

Dengan demikian, kita akan dapat menempatkan media massa pada tempat

yang semestinya bagi perkembangan diri kita.

Doa Penutup

.

Hormatilah Tuhan dan Taatilah Dia

1

Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung

batu keselamatan kita.

2

Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-

sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

3

Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi

segala allah.

4

Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak

gunung-gunung pun kepunyaan-Nya.

5

Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-

Nyalah yang membentuknya.

6

Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN

yang menjadikan kita.

7

Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan

domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar

suara-Nya!

8

Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di masa di

padang gurun,

9

pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal

mereka melihat perbuatan-Ku.

10

Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku:

“Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-

K u .”

11

Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: “Mereka takkan masuk ke

tempat perhentian-Ku.”

Kemuliaan kepada Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus,

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala masa. Amin